Etika Di Suatu Daerah Bali
Kebudayaan Bali terkenal
akan seni tari, seni pertujukan, dan seni ukirnya. Bahwa setiap orang Bali
layak disebut sebagai seniman, sebab ada berbagai aktivitas seni yang dapat
mereka lakukan. Lepas dari kesibukannya sebagai petani, pedagang, kuli, sopir,
dan sebagainya. Mulai dari menari, bermain musik, melukis, memahat, menyanyi,
hingga bermain lakon. Dalam suatu desa yang bobrok sekalipun dapat dijumpai
sebuah pura yang indah, pemain gamelan andal, dan bahkan aktor berbakat. Bahkan
sesajen yang dibuat wanita Bali memiliki sisi artistik pada jalinan potongan
daun kelapa dan susunan buah-buahan yang rapi dan menjulang. Seniman Bali
adalah perajin amatir, yang melakukan aktivitas seni sebagai wujud persembahan,
dan tidak peduli apakah namanya akan dikenang atau tidak. Seniman Bali juga
merupakan peniru yang baik, sehingga ada pura yang didekorasi dengan ukiran
menyerupai dewa khas Tionghoa, atau dihiasi relief kendaraan bermotor, yang
mereka contoh dari majalah asing.
Gamelan merupakan bentuk
seni musik yang vital dalam berbagai acara tradisional masyarakat Bali. Setiap
jenis musik disesuaikan dengan acaranya. Musik untuk piodalan (hari jadi)
berbeda dengan musik pengiring acara metatah (mengasah gigi), demikian pula
pernikahan, ngaben, melasti, dan sebagainya. Gamelan yang beraneka ragam pun
disesuaikan dengan berbagai jenis tari yang ada di Bali. Seni tari membuat utuh
kehidupan masyarakat Bali sekaligus menjadi elemen penting dalam serangkaian
upacara adat maupun pribadi yang tidak ada habisnya.
Sebagaimana di Jawa,
suku Bali juga mengenal pertunjukan wayang, namun dengan bentuk wayang yang
lebih menyerupai manusia daripada wayang khas Jawa. Suku Bali juga memiliki
aspek-aspek unik yang terkait dengan tradisi religius mereka. Kehidupan
religius mereka merupakan sinkretisme antara agama Hindu-Buddha dengan tradisi
Bali.
Sumber :